Lirik lagu ini mengangkat kenangan Natal yang terasa pahit sekaligus hangat karena kehilangan sosok papa. Sudah sepuluh tahun berlalu sejak Natal pertama tanpa kehadiran ayah, tapi rasa sedih itu masih terasa sampai sekarang. Lagu ini seperti curahan hati seorang anak kepada mama, mencoba menguatkan dengan keyakinan bahwa meski papa sudah tiada, Natal tetap punya makna karena Tuhan Yesus hadir dan menyertai keluarga mereka.
Di sisi lain, lagu ini juga penuh dengan andaian dan rindu yang dalam. Bayangan seandainya papa masih ada dan bisa merayakan Natal bersama bikin suasana jadi campur aduk antara bahagia dan sedih. Malam Natal yang seharusnya hangat justru terasa sunyi, apalagi saat mama harus menjalaninya sendirian. Bunyi lonceng Natal jadi pengingat akan kehilangan, sekaligus simbol kerinduan yang nggak terucap.
Di bagian akhir, lagu ini berubah jadi doa yang sederhana tapi tulus. Sang anak menyerahkan rasa sedihnya kepada Tuhan, sambil mengucapkan selamat Natal untuk mama yang masih ada dan papa yang telah pergi. Pesannya kuat banget tentang cinta keluarga yang nggak hilang meski terpisah oleh waktu dan keadaan, serta harapan bahwa Natal tetap membawa penghiburan di tengah rasa kehilangan.