Lirik Lagu Perayaan Patah Hati - For Revenge feat. Wira Nagara
		X
		
			
	
	
	
	
	TIPS PENCARIAN LIRIK FAVORIT ANDA
ANDA MENGETAHUI JUDUL DAN NAMA PENYANYI
- Ketikkan nama penyanyi dan judul lagu, berikan tanda kutip di judul lagu, misal: Yovie "Menjaga Hati";
- bila tidak berhasil, coba untuk mengilangkan tanda kutip, misal: Yovie Menjaga Hati; atau
- dapat juga dengan mengeklik menu A B C D.., lalu cari berdasarkan nama artis. Yovie dimulai dengan Y, klik Y. Lihat daftar lagu, dan dapatkan yang Anda cari.
ANDA TAK MENGETAHUI JUDUL LAGU, TAPI MENGETAHUI NAMA PENYANYI
- Ketik nama penyanyi, misal: YOVIE, akan muncul banyak halaman, telusuri dan pilih dari halaman-halaman tersebut; atau
- klik menu A B C D E ... berdasarkan nama artis Y, cari Yovie, dan cari lirik yang Anda cari.
ANDA TAK MENGETAHUI JUDUL LAGU, TAPI MENGETAHUI SYAIR
- Ketikkan penggalan syair yang Anda ketahui, misal:
 Tanpamu tiada berarti 
 Tak mampu lagi berdiri
 Cahaya kasihmu menuntunku
 Kembali dalam dekapan tanganmu
- Masukkan kata-kata penting. Misal: tiada berarti berdiri cahaya dekapan.
- Hindari kata-kata yang berkemungkinan memiliki ada dua versi atau lebih. Misal: tanpamu dapat ditulis tanpa mu.
TETAP TIDAK DAPAT MENEMUKAN LIRIK YANG ANDA CARI
- Pilih menu A B C D E ... berdasarkan nama artis atau judul lagu.
- Bila masih tidak dapat menemukan lirik yang Anda cari, mungkin kami bisa membantu Anda. Silakan menghubungi kami.
					
					Telah meranggas sekujur badan setelah kau tinggalkan tak tersisaDitelantarkannya mimpi dan rencana ke sepanjang jalan yang tak dilalui lagi berduaDengan sesal yang masih menghias pusara
Pemakaman jiwa yang pernah kau hidupkanSekumpulan kecewa dari hal-hal yang kita janjikan musnahTerukir dalam batin yang mengais hadirTerkunci dalam darah yang mengalir getir meletus
Menjadi perayaan dalam kelam yang bersulangMeluap dalam keranda penuh belati yang menancap tulangRemuk tak ada lagi yang bisa dicerna dari hari-hari tanpa renjana
Terbit sang fajar pun tak ubahnya kekacauan yang menyilaukanGemerlap yang sama sekali tak kuinginkanMenggelapkan sadar yang tersisa dari segala yang bisa disaksikan mataNamun apa daya katamu aku bukan lagi cahayaAku bukan lagi alasanmu menapaki duniaKau pergi dalam sesak penuh tanya sebelum aku bisa menawarkan manis untuk setiap lara yang kau derita
Simpuh tak berhenti aku meminta untuk kembali kau beri rasaDoa-doa telah meracau menunggu ampunan dosa yang justru membuatmu kian jauhTak tersentuh, luruh, menyisakan separuhDengan jantung yang kehilangan darah menuju pembuluh
Mengucur sebagai penanda jalan untuk kau kembaliMenjadi irama yang selama ini menghidupi denyut nadiTelak menusuk dan mengoyakMenjadi kuasa di kehampaan yang tak terendus bahagiaDengan batin bersikukuh kelak engkau akan luluh
Maka sebelum akhirnya segala tentangku hanya bisa kau kenang sebatas namaIngat lagi singgasana yang pernah kau tempatiSebagai permaisuri di istana yang kita bangun selama ratusan hariDatanglah walau merupa duri yang menambah darahWalau menjelma buih yang mengorek nanahKau akan tetap aku sambut dengan perayaan paling meriah
Dengarkanlah pesan lara yang kunyanyikan dalam keheninganBerharap sampai ke sana
Takkan lelah menanti menunggu datang hariKita bersua lagi merayakan patah hatiTakkan lelah menanti menunggu datang hariKita bersua lagi merayakan patah hati 
					
				
				Pemakaman jiwa yang pernah kau hidupkanSekumpulan kecewa dari hal-hal yang kita janjikan musnahTerukir dalam batin yang mengais hadirTerkunci dalam darah yang mengalir getir meletus
Menjadi perayaan dalam kelam yang bersulangMeluap dalam keranda penuh belati yang menancap tulangRemuk tak ada lagi yang bisa dicerna dari hari-hari tanpa renjana
Terbit sang fajar pun tak ubahnya kekacauan yang menyilaukanGemerlap yang sama sekali tak kuinginkanMenggelapkan sadar yang tersisa dari segala yang bisa disaksikan mataNamun apa daya katamu aku bukan lagi cahayaAku bukan lagi alasanmu menapaki duniaKau pergi dalam sesak penuh tanya sebelum aku bisa menawarkan manis untuk setiap lara yang kau derita
Simpuh tak berhenti aku meminta untuk kembali kau beri rasaDoa-doa telah meracau menunggu ampunan dosa yang justru membuatmu kian jauhTak tersentuh, luruh, menyisakan separuhDengan jantung yang kehilangan darah menuju pembuluh
Mengucur sebagai penanda jalan untuk kau kembaliMenjadi irama yang selama ini menghidupi denyut nadiTelak menusuk dan mengoyakMenjadi kuasa di kehampaan yang tak terendus bahagiaDengan batin bersikukuh kelak engkau akan luluh
Maka sebelum akhirnya segala tentangku hanya bisa kau kenang sebatas namaIngat lagi singgasana yang pernah kau tempatiSebagai permaisuri di istana yang kita bangun selama ratusan hariDatanglah walau merupa duri yang menambah darahWalau menjelma buih yang mengorek nanahKau akan tetap aku sambut dengan perayaan paling meriah
Dengarkanlah pesan lara yang kunyanyikan dalam keheninganBerharap sampai ke sana
Takkan lelah menanti menunggu datang hariKita bersua lagi merayakan patah hatiTakkan lelah menanti menunggu datang hariKita bersua lagi merayakan patah hati
 
					
				 
				 
					 
							 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				 
				