Lagu ini menggambarkan kerinduan yang dalam terhadap seseorang yang pernah menjadi bagian penting dalam hidup sang penyanyi. Suasana dingin musim dingin menjadi simbol kehampaan yang ia rasakan setelah hubungan itu berakhir. Ia merindukan hal-hal kecil yang dulu membuatnya bahagia, pelukan hangat, ciuman lembut, hingga kebiasaan sederhana seperti menonton TV bersama. Semua kenangan itu menghantuinya, membuatnya hidup dalam “kursi masa lalu,” di mana pikirannya masih kembali pada momen-momen yang tak bisa diulang.
Meski ia sangat ingin kembali, ia memohon agar mantannya tidak menghubunginya, karena ia tahu bahwa percakapan itu hanya akan membuka luka dan membuatnya berharap lagi. Liriknya menunjukkan konflik batin: ia tahu hubungan itu sudah berakhir, namun hatinya masih terjebak pada bayangan masa lalu. Di tengah kesepian yang menyakitkan, ia terus bertanya-tanya mengapa semuanya berakhir dan bagaimana jadinya jika mereka masih saling mencintai. Lagu ini pada akhirnya menjadi potret seseorang yang belum siap melepaskan, meski ia berusaha melindungi dirinya sendiri dari harapan yang mungkin menyakiti lagi.