Lagu ini menggambarkan seseorang yang hidup di tengah euforia dunia hiburan, panggung, lampu, dan glamor, tetapi sebenarnya menyimpan rasa hampa. Ada gambaran tentang sosok yang tampil sempurna di studio namun di balik itu terdapat tekanan, pelarian, dan kebutuhan akan pengakuan. Ungkapan seperti “blue light killed the dreamer” dan “under anaesthesia, numbing of the heart” menunjukkan bagaimana sorotan dan gemerlap bisa mematikan sisi manusiawi seseorang sehingga ia terasa mati rasa. Meski begitu, tokohnya tetap mencari kehangatan dan koneksi yang nyata, terlihat dari keinginannya untuk tinggal, dipeluk, dan merasakan keberadaan orang yang ia cintai.
Bagian “Everyone’s a star” memperlihatkan ironi bahwa semua orang ingin terlihat bersinar meski kilau itu sering hanya ilusi. Mereka hidup dalam glitter dan cahaya strobe, tetapi momen paling jujur justru hadir ketika ia berada di dekat seseorang yang membuatnya merasa nyata. Lagu ini menjadi gambaran kontras antara gemerlap palsu dan keintiman yang tulus, menunjukkan bahwa cinta seseorang bisa menjadi satu satunya hal yang membuat kekosongan itu berubah menjadi sesuatu yang berarti.